Meski berpuasa juga bisa memberikan dampak bagi kesehatan penderita diabetes, namun penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 79 persen muslim di dunia yang menderita diabetes terus menjalankan puasa Ramadan.
Selama Ramadan umat Islam akan berpuasa dan tidak makan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Ini tentunya akan mengubah pola makan, dari tiga kali sehari menjadi dua kali, yaitu pada saat sahur dan berbuka.
"Penelitian menunjukkan bahwa perubahan pola makan selama berpuasa bisa memberikan risiko komplikasi pada penderita diabetes. Misalkan seperti hipoglikemia (gula darah rendah), hiperglikemia (gula darah tinggi), ketoasidosis diabetik, trombosis, dan dehidrasi," kata Abhay Mutha, seorang ahli diabetes di Ruby Hall Clinic, seperti dilansir oleh Times of India (10/08).
Jika tak segera diobati, gula darah rendah dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada penderita diabetes seperti kehilangan kesadaran atau kejang-kejang.
Untuk itu, American Diabetes Association (ADA) memberikan beberapa rekomendasi bagi para penderita diabetes yang tetap ingin menjalankan puasa selama Ramadan, berikut ini.
1. Sebelum berpuasa Ramadan, sebaiknya penderita diabetes tipe-2 menjalani pemeriksaan kesehatan selama satu atau dua bulan.
2. Tingkat gula darah harus lebih sering dimonitor selama bulan Ramadan.
3. Manajemen pengobatan selama bulan puasa disesuaikan. Disarankan untuk menemui dokter untuk meminta rekomendasi.
4. Sebelum memutuskan untuk berpuasa, penderita diabetes harus mengetahui dengan pasti risiko yang bisa terjadi pada kesehatan mereka. Penderita diabetes juga harus mengetahui gejala-gejala awal saat hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti hipoglikemia, dan lainnya.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan para penderita diabetes sebelum memutuskan untuk menjalankan puasa penuh di bulan Ramadan.
0 Response to "Tips - Tips Cara Berpuasa Untuk Penderita Penyakit Diabetes Tipe-2"
Posting Komentar