www.1001fakta – Sudah lebih dari satu milyar dolar dihabiskan selama dekade terakhir
untuk mencari penyebab autisme. Serangkaian penelitian ini terlihat
seperti sebuah ekspedisi perjalanan yang panjang. Mereka fokus pada
hubungan antara faktor genetik dengan usia ayah, berat badan ibu, dan
bagaimana anak menjalani hidupnya.
“Saya berpikir selama tiga sampai lima tahun ke depan, kita akan
dapat mengetahui gambaran yang jelas tentang bagaimana kombinasi antara
faktor genetik dan lingkungan saling terhubung dalam menentukan penyebab
autisme,” kata Geraldine Dawson, psikolog yang juga menjadi kepala
kantor bidang advokasi kelompok autisme.
Upaya tersebut merupakan respon atas hasil sebuah laporan yang
baru-baru ini ditemukan di Amerika Serikat. Laporan tersebut mengatakan,
telah terjadi peningkatan prevalensi menjadi 1 dari 88 anak mengalami
autisme.
Bila penyebab autisme tetap menjadi misteri, “kita tidak akan dapat
menghentikan lonjakan jumlah penyandang autisme,” kata Irva
Hertz-Picciotto, peneliti di University of California.
Hasil serangkaian penelitian telah dipublikasikan di sejak hari
National Autism Awareness di Amerika Serikat. Penelitian yang
dipublikasikan oleh Journal Nature, memperluas pemahaman tentang faktor
genetik yang dapat mempengaruhi autisme, yaitu resiko usia ayah yang
terlalu tua bisa menyebabkan anak yang dilahirkan mengalami autisme.
Penelitian lain yang dirilis oleh Pediatrics Amerika Serikat mengatakan,
ibu yang mengalami obesitas juga bisa membuat anak berpotensi mengalami
autistik.
Penyebab autisme diyakini sangat rumit, dan belum tentu sama bagi
setiap anak. Beberapa ahli menyamakan autisme dengan kanker. Dalam
banyak kasus, autisme juga diibaratkan sebagai senjata, faktor genetik
adalah pelurunya dan faktor lainnya adalah pelatuk.
Fenomena ini menjadi perhatian publik dan berkembang selama dua
dekade, bahkan pemerintah Amerika Serikat meningkatkan pendanaan untuk
penelitian selama dekade terakhir, dan sekarang sudah mencapai 170 juta
dolar per tahun melalui National Institutes of Health.
Sebagian besar uang digunakan untuk menemukan penyebab genetika, yang
dipercaya dapat menjelaskan sekitar 20 persen kasus autisme.
Keberhasilan yang paling awal adalah pada 1990 dan melibatkan penemuan
dasar-dasar genetik dari sindrom Fragile X, sebuah kondisi langka yang
menyumbang hanya 2 sampai 4 persen kasus autisme.
Fokus penelitian pada faktor genetik telah didukung oleh perbaikan
dalam pemetaan gen serta bioteknologi tikus dalam menguak gejala
autisme. Puluhan gen yang beresiko menyebabkan autisme telah
diidentifikasi, dan enam perusahaan farmasi juga telah melakukan
pengembangan pengobatan baru.
“Kami telah membuat beberapa kemajuan yang sangat signifikan pada
akhir pencarian faktor genetika,” kata Dr Thomas Insel, direktur
National Institutes of Health.
Para Ilmuwan telah menggunakan tikus sebagai uji coba mengobatan
baru. Pengobatan ini dikembangkan oleh perusahaan Massachusetts yang
ditujukan untuk masalah otak pada anak autistik, dimana neuron otak
terhubungan dan memberikan sinyal melalui sistem saraf.
Obat tersebut dianggap berhasil pada percobaan tikus dan sekarang
tengah diujikan pada anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan
autistik dan Asperger. Hasilnya diharapkan bisa dipresentasikan pada
konferensi ilmiah di tahun depan.
“Ini akan menjadi waktu yang menarik saat hasil penelitian tersebut berhasil,” kata Dawson, dari Autism Speaks.
Dawson mengatakan, faktor genetika hanya merupakan bagian dari
penyebab autisme. Studi autisme pada anak kembar identik menunjukkan
bahwa autisme tidak terjadi pada keduanya, namun hanya salah satu dari
mereka. Jadi, ada faktor luar yang ikut mendukung penyebab autisme.