Goad (Sweet in marathi) Dashmi is a flatbread, a chapati made using jaggery
and milk instead of water. This is a typical Maharashtrian dish. I remember
whe...
www.1001fakta.com Seorang bocah berusia 13 tahun di Inggris berhasil membuat reaktor
nuklir di ruang kelasnya. Di awasi oleh para ahli dan gurunya, bocah
ini berhasil memicu reaksi fusi nuklir dari rangkaian sederhana yang
dibuatnya.
Diberitakan Daily Mail pekan ini, Jamie Edward dari SMP Penwortham
Priory Academy di Lancashire ini menjamin bahwa eksperimennya itu tidak
akan meledakkan sekolah. Akhirnya eksperiman Edward diizinkan namun
dengan didampingi ahli kelistrikan untuk memastikan perangkatnya tidak
berbahaya.
Sebelum eksperimen itu dilakukan, guru dan seorang teman Jamie
mengikuti kursus singkat upaya menghadapi bahaya radiasi dari sebuah
perusahaan bahan bakar nuklir.
Jamie menjadi orang termuda di dunia yang menciptakan fusi nuklir.
Dalam uji coba, rangkaian buatan Edward berhasil menghasilkan radiasi
nuklir. Alatnya berhasil menggunakan energi tingkat tinggi untuk
menabrakkan dua atom hidrogen untuk membuat helium.
"Ini adalah pencapaian besar, saya tidak percaya, walau teman-teman mengatakan saya gila," kata Jamie.
Jamie memang sejak lama tertarik dengan radiasi. Di saat anak-anak lain
membeli mainan dari uang hadiah Natal, Jamie membeli penghitung
Geiger, alat pendeteksi tingkat radiasi.
Karyanya ini terinspirasi oleh alat buatan Taylor Wilson, bocah 14
tahun dari Amerika Serikat yang membuat reaktor nuklir mini di Nevada
tahun 2008 lalu. "Saya melihatnya, ini keren, lalu saya memutuskan
untuk membuatnya," kata Jamie.
Setelah mengerjakannya selama berbulan-bulan, akhirnya Jamie berhasil
menyelesaikan reaktor mininya sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-14
pekan ini.
Fusi nuklir adalah reaksi yang memberikan energi pada matahari. Energi
ini berbeda dengan fisi nuklir, atau pemecahan atom yang merupakan
bahan pembuat bom nuklir.
Fusi nuklir adalah salah satu sumber energi alternatif yang bebas
karbon untuk masa depan. Untuk menghasilkan energi ini, gas dari
kombinasi dua tipe hidrogen yakni deuterium dan tritium dipanaskan
dengan suhu ekstrem, 100 juta derajat celcius.
Cara lainnya untuk mencapai kondisi ini adalah mengendalikan panas gas
dengan magnet kuat, atau yang dikenal dengan metode magnetic
confinement".
Jamie terinspirasi dengan teknik Taylor yang menggunakan metode yang
bernama "Inertial Electrostatic Confinement". Metode ini menggunakan
medan listrik untuk mengisi partikel ion dan electron sebagai sumber
panas penghasil fusi.
Guru Jamie pertama kali kaget atas niat bocah ini untuk membuat reaktor
nuklir di kelas. Setelah meyakinkan kepala sekolah, akhirnya pihak
sekolah memberikan dana senilai Rp57 juta untuk proyek tersebut.
"Saya sedikit terkejut dan saya akui sedikit takut ketika Jamie
mengajukannya, tapi dia menjamin bahwa proyek ini tidak akan meledakkan
sekolah," kata gurunya, Jim Hourigan. vivanews.com