Exoplanet Yang Kaya Karbon Mungkin Tidak Memiliki Air
Astronesia-Planet berlian atau planet lain yang kaya karbon mungkin tandus atau tanpa air,kata peneliti NASA yang menjelaskan studi ini di 45th meeting of the American Astronomical Society Division of Planetary Sciences di Denver.
Torrence Johnson, Ilmuwan Senior Research di Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California, dan rekan-rekannya menjelaskan bahwa karena matahari kita adalah bintang yang miskin karbon,maka bumi adalah planet yang memiliki bahan utama silika,bukan karbon.
Sebaliknya, bintang yang kaya karbon dari matahari diyakini membuat planet yang tinggi kandungan karbonnya, bahkan mungkin mengandung lapisan berlian.Dengan pemodelan bahan yang terkandung dalam sistem berbasis karbon ini,tim Johnson telah menyimpulkan bahwa planet karbon mungkin tidak memiliki waduk air dingin yang diyakini memasuk air untuk membuat lautan.
"Unsur yang masuk dan membuat lautan di planet kita berasal dari asteroid dan komet es",jelas Johnson, yang menghabiskan puluhan tahun mempelajari planet di tata surya kita sebagai anggota dari tim Galileo, Voyager dan Cassini."Jika kita melacak blok-blok bangunan, kami menemukan bahwa planet di sekitar bintang yang kaya karbon akan muncul sangat kering."
Tim peneliti mengatakan bahwa ekstra karbon yang terdapat dalam sistim bintang akan menangkap oksigen, mencegah unsur ini membentuk air.
Salah satu pertanyaan seputar exoplanet adalah apakah mereka layak huni atau tidak? Ketika mereka mencoba untuk menjawab pertanyaan itu, para ilmuwan NASA awalnya mencoba untuk menentukan apakah planet itu berada dalam zona Goldilocks dimana air dapat berbentuk cair (tidak membeku dan tidak menguap).Misi Kepler menemukan beberapa planet yang telah memenuhi kriteria ini.
Namun planet yang berada dalam zona Goldilocks (di juluki seperti itu karena mereka ada di zona yang "tepat" untuk pembentukan air permukaan) pun bisa memiliki jumlah air yang sangat kurang untuk benar-benar membuat basah permukaannya.Untuk memeriksa lebih lanjut kemungkinan tersebut, Johnson dan koleganya menciptakan simulasi planet berdasarkan pengukuran rasio karbon-ke-oksigen matahari kita.
"Model ini secara akurat memprediksikan berapa banyak air yang terkunci dalam bentuk es di awal sejarah tata surya kita, miliaran tahun yang lalu, sebelum menemukan jalan ke Bumi," jelas NASA.Komet atau asteroid diperkirakan telah menjadi pemasok air utama, meskipun para peneliti masih memperdebatkan teori ini."
"Objek ini dikatakan telah memulai perjalanan mereka jauh dari Bumi,melewati batas yang disebut 'snow line,' sebelum menghantam Bumi dan menyimpan air di dalam dan permukaan planet ini" tambah NASA."Ketika para peneliti menerapkan model planet dengan bintang yang kaya karbon, air menghilang. "Tidak ada salju di luar snowline," kata Johnson. "