Semua
yang ada di dunia ini memang bersifat dinamis, senantiasa berada dalam
perubahan. Demikian juga halnya dengan golongan darah. Banyak kasus di
dunia mengenai perubahan golongan darah yang terjadi. Ada yang mengalami
perubahan golongan darah setelah melakukan donor organ. Berikut ini
salah satu cerita mengenai perubahan golongan darah.
Sebuah kasus di
Australia membuktikan bahwa hal itu benar adanya. Kisahnya berawal dari
sebuah pasien wanita berusia 15 tahun, yang didiagnosis menderita
penyakit liver. Kian hari tubuhnya kian menguning, yang menandakan
semakin parahnya penyakit liver yang dideritanya. Sedangkan kita tahu
bahwa liver mempunyai peranan yang penting dalam sistem metabolisme
dalam tubuh kita. Jadi jika kegagalan organ liver yang diderita pasien
itu dibiarkan terus terjadi, maka akan menyebabkan kematian. Tim dokter
yang menangani pasien tersebut kemudian menyarankan transplantasi liver.
Maka dilakukanlah upaya pencarian donor organ liver yang sesuai.
Setelah
beberapa lama, akhirnya tim dokter menemukan donor liver. Namun yang
menjadi kendala, terdapat perbedaan golongan darah antara golongan darah
pasien dengan donor. Pasien mempunyai golongan darah O rhesus negatif,
sedangkan donor mempunyai golongan darah O rhesus positif. Terdapat
perbedaan rhesus antara pasien dan donor. Padahal diketahui bahwa jika
ingin melakukan transplantasi organ, hendaknya dicari yang benar-benar
sesuai guna meminimalisir reaksi penolakan organ donor pada tubuh sang
pasien. Namun karena tidak ada pilihan lain dan mendesaknya waktu,
akhirnya transplantasi itu dilakukan juga dengan setelahnya pasien
diberikan obat-obatan untuk menekan reaksi penolakan. Biasanya pasien
membutuhkan waktu sekitar 5 tahun mengonsumsi obat-obatan tersebut.
Sembilan
bulan setelah transplantasi tersebut dengan mengonsumsi obat-obatan
tersebut setiap hari, pasien kembali sakit dan memeriksakan diri ke
dokter. Namun kali ini pasien sakit bukan karena livernya, karena
setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter, keadaan liver sang pasien
baik-baik saja. Ada hal yang mengejutkan dalam penemuan tim dokter,
yaitu golongan darah pasien berubah menjadi O positif!! Tentunya hal ini
sangat mengejutkan di dunia medis, sehingga tim dokter kembali
melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan terhadap golongan darah
orang tua pasien. Ternyata hasilnya memang benar, golongan darah pasien
telah berubah.
Tim dokter kemudian melakukan pemantauan selama
lima tahun. Dan setelah keadaan pasien benar-benar baik-baik saja, tim
dokter kemudian baru berani menyatakan ke kalangan medis bahwa benar
golongan darah seseorang dapat berubah.
Kejadian ini, bukan
pertama kalinya di dunia. Bahkan di Indonesia sendiri pada tahun 2001
juga pernah terjadi perubahan golongan darah. Seorang pasien yang semula
menderita penyakit anemia sehingga perlu melakukan transfusi darah,
mempunyai golongan darah B. Setelah dilakukan transfusi darah, golongan
darahnya berubah menjadi O. Namun kemudian pasien meninggal karena
penyakitnya tersebut.
Kejadian perubahan golongan darah diduga
karena terjadi perubahan dalam sumsum tulang yang memproduksi sel darah
merah. Seperti halnya kasus yang terjadi pada pasien pertama, setelah
menjalani transplantasi liver, tim dokter menduga sel-sel liver telah
mempengaruhi sel-sel sumsum tulang dalam memproduksi sel darah merah.
Ternyata menurut medis memang golongan darah seseorang tidak bisa
berubah. Namun golongan darah
memungkinkan untuk berubah karena faktor tertentu. Seperti kelainan
darah atau mengidap penyakit yang dapat merusak hemoglobin darah,
contohnya: leukimia dan gagal ginjal. Benar atau tidaknya masih perlu
mencari tau lebih jauh dan dibutuhkan penilitian medis dengan teknologi yang canggih.