- 10 Fakta Tentang 17 Agustus Yang Mungkin Belum Kita Ketahui
- 5 Kota di Dunia yang Diprediksi Akan Tenggelam
- Tips Menajamkan Daya Ingat Otak Anda
- Penyakit - Penyakit yang Bisa Ditularkan Oleh Anjing Peliharaan
- Inilah Akibatnya Bila Malas Minum Air putih
10 Film Indonesia yang Pernah Masuk Seleksi Piala Oscar
Sahabat Fakta Unik Copas , Setiap tahunnya, Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI) memilih satu film produksi sineas Indonesia untuk menjadi wakil negara dalam ajang prestisius, Academy Awards.
Sejak tahun 1984, setiap tahunnya PPFI mengirimkan sebuah film untuk berkompetisi dengan puluhan film dari negara-negara lain dalam kategori Best Foreign Languange Film. Memang hanya 5 yang nantinya diumumkan di pesta puncak ajang Oscar dan sayangnya wakil Indonesia belum pernah masuk ke 5 besar setiap tahunnya.
Tahun 2011, Indonesia mengirimkan SANG PENARI untuk ikut dalam seleksi. Film, garapan Ifa Isfansyah ini sebelumnya menang sebagai Film Terbaik FFI 2011. Adaptasi novel RONGGENG DUKUH PARUK karya Ahmad Tohari ini kini menjadi harapan perfilman Indonesia untuk lebih dikenal dunia lewat ajang sebesar Oscar.
Yuk intip film apa saja yang pernah menjadi wakil Indonesia!
1. Sang Penari (Tiny Dancer)
Novel RONGGENG DUKUH PARUK karya Ahmad Tohari diadaptasi dengan baik oleh Ifa Isfansyah. Garapannya ini menghasilkan Piala Citra FFI 2011 sebagai Film Terbaik.
SANG PENARI bercerita tentang cerita cinta antara Rasus (Oka Antara) dan Srintil (Prisia Nasution) dengan setting desa miskin di era 1960-an. Keduanya saling mencinta.
Akan tetapi, Srintil yang dipercaya sebagai titisan ronggeng harus mengabdikan diri kepada seluruh warga desa. Rasus merasa cintanya dirampas, ia pun memutuskan pergi dari desa untuk menjadi tentara.
Rasus yang terus memendam cintanya memutuskan untuk kembali ke desa demi menemui Srintil. Keputusannya ini menuntunnya ke sebuah persimpangan, antara membela negara dan merebut cintanya kembali.
2. Dibawah Lindungan Kabah (Under The Protection Of Kabah)
Hanny R Saputra mengangkat kisah novel karya Buya Hamka menjadi drama cinta yang megah dan mendayu. DI BAWAH LINDUNGAN KABAH dipilih mewakili Indonesia pada ajang Oscar 2012.
Film yang dibintangi oleh Herjunot Ali dan Laudya Chintya Bella ini mengambil setting daerah Minangkabau, Sumatera Barat, di era 1920an. Hamid (Junot) dan Zainab (Bella) tak bisa mempersatukan cinta mereka karena perbedaan kelas sosial (ekonomi) mereka. Hal tersebut tak membuat keduanya patah semangat untuk merajut cinta dan berbagi impian.
Keduanya harus berjuang terus membuktikan bahwa setiap orang berhak mencintai dan dicintai. Cinta keduanya pun diuji dengan berat saat Hamid diusir dari kampung atas tuduhan melanggar norma susila, sedang Zainab akan dijodohkan oleh orang tuanya.
3. Alangkah Lucunya Negeri Ini (How Funny This Country Is)
Muluk (Reza Rahadian) adalah sarjana lulusan S1 yang kesulitan mendapat pekerjaan meski sudah melamar ke sana ke mari. Pencariannya yang panjang akhirnya berakhir pada sebuah kelompok pencuri yang sebagian besar terdiri dari anak-anak. Demi memperoleh status "pekerja", Muluk menawarkan diri menjadi manajer hasil curian di kelompok tersebut.
Film garapan Deddy Mizwar ini menawarkan banyak sekali kritik sosial kepada masyarakat tenang persoalan sosial, agama, norma, sampai budi pekerti. Tokoh Muluk dalam cerita ini dibenturkan pada dilema antara mengentaskan pencuri-pencuri kecil tersebut atau tidak melakukan apa-apa karena ia tahu hal tersebut pasti ditentang oleh lingkungan sosial.
Alangkah Lucunya Negeri Ini menjadi wakil Indonesia untuk Oscar tahun 2011, namun tidak berhasil sampai 5 besar.
4. Jamila dan Sang Presiden (Jamila And The President)
Duet Atiqah Hasiholan dan Christine Hakim diarahkan oleh Ratna Sarumpaet untuk bermain apik dalam film drama politik berat berbalut kisah pembunuhan.
Jamila (Atiqah Hasiholan) adalah seorang pekerja seks komersial yang dipenjara karena telah membunuh seorang menteri. Selama di penjara, sipir Ria (Christine Hakim) mencari tahu tentang latar belakang Jamila dan apa yang menjadi sebab ia menjadi pembunuh.
Film ini dengan gayanya yang kelam memaparkan tentang perdagangan manusia yang marak terjadi di negara berkembang, khususnya Indonesia.
Jamila dan Sang Presiden diikutkan seleksi pada Oscar 2010 dan tak berhasil lolos ke peringkat 5 besar.
5. Denias Senandung Diatas Awan (Denias Singing In The Cloud)
Sutradara John de Rantau mengajak kita ke tanah Papua dan mengenalkan pemandangannya yang indah lewat Denias. Seluruh lanskap indah tanah Papua direkam dan dimasukkan ke dalam film.
Akan tetapi bukan itu yang membuat film ini kuat. Kisah Denias (Albert Fakdawer), seorang anak yang hidup di desa terpencil Papua, dalam memperjuangkan hak pendidikan lah yang patut diacungi jempol.
Denias bersaing dengan THE PHOTOGRAPH dan juga OPERA JAWA untuk ajang seleksi tahun 2008. Film ini akhirnya terpilih meski pada akhirnya tak bisa masuk 5 besar.
0 Response to "10 Film Indonesia yang Pernah Masuk Seleksi Piala Oscar bag-1"
Posting Komentar